Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap hubungannya dengan Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul. Diketahui, Ganjar Pranowo dan Bambang Pacul sebelumnya sempat berseteru terkait dukungan calon presiden (Capres) 2024. Namun, dalam acara pembukaan Rakernas II PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Selasa (20/6/2022) Ganjar Pranowo dan Bambang Pacul terlihat akrab.
Ganjar mengatakan, terkait perseteruan antara dirinya dan Bambang Pacul merupakan hal yang biasa bak ramalan cuaca, kadang hujan kadang panas. "Itu biasa lah, namanya juga seperti ramalan cuaca kadang hujan kadang panas," kata Ganjar Pranowo di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (22/6/2022). Ganjar mengaku, Bambang Pacul merupakan seniornya ketika kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM).
Kemudian, sempat bareng bareng juga di Kesekjenan PDIP, Badiklat, hingga Fraksi PDIP DPR RI. Terkait salaman komando dirinya dan Bambang Pacul di acara Rakernas PDIP, Ganjar mengaku hal itu bentuk kekompakan keduanya. "Dalam komando ya kita tunjukan ini Rakernas nih, kita mesti kompak dari perintah Ketua Umum," ungkapnya.
Terpisah, Bambang Pacul mengungkap makna penting dari salam komando antara dirinya dengan Ganjar Pranowo. Menurut Bambang, salam komando menandakan dirinya dan Ganjar sudah dalam satu barisan mendukung keputusan partai menyangkut pesta demokrasi 2024. "Artinya kami siap menerima komando. Pak Ganjar dan Bambang Pacul siap menerima komando sebagai sesama kader partai. Siapa yang beri komando? Paham sendiri. Jadi artinya sudah satu komando bos," kata Bambang Pacul lalu bersiul usai mengikuti pembekalan kader PDIP saat Rakernas II 2021 di Sekolah Partai, Jakarta Selatan, Rabu (22/6/2022).
Bambang Pacul mengatakan salam komando antara Ganjar dengan dirinya menandakan ada satu frekuensi yang sama. "Kalau bicara satu frekuensi dan tidak itu dikau yang mengartikan. Bambang Pacul tidak mengartikan, tetapi salam komando dimana pun artinya sama. Siap menerim perintah," ujar Pacul. Bambang Pacul sebelumnya sempat menggunakan diksi celeng bagi sukarelawan Ganjar asal PDIP yang terang terangan mendukung Gubernur Jawa Tengah itu untuk menjadi Capres 2024.
Menurut dia, diksi celeng tidak berlaku lagi bagi PDIP. Sebab, diksi tersebut hanya dipakai apabila ada kader yang menyimpang dari garis partai. "Siapa pun kalau ini, kan, kata kata Pak Sidik Djojosukarto. Ketika sedikit ada ini, waktu PNI itu, kan, mohon izin, lah, bahasa celeng dan banteng itu beliau. Maka orang orang PNI lama kalau melihat anaknya nakal, "oh celeng kamu". Karena tidak nurut, tidak berada dalam barisan," ungkap Bambang Pacul.
Bambang Pacul pun mengapresiasi langkah Ganjar yang patuh mengikuti setiap kegiatan partai, termasuk pembekalan kader saat Rakernas II di Sekolah Partai. "Sudah dua hari di sini dan tidur bersama sama di dalam seperti seorang mahasiswa. Kira kira kalau kalimat begitu dikatakan apakah Ganjar menurut dengan perintah partai atau ndak. Sampean sendiri yang merumuskan," ungkapnya. Diketahui, kedua kader PDIP tersebut kerap disebut berseberangan dalam dukungan politik. Tak hanya itu, hubungan keduanya juga kerap disebut tidak akur dalam urusan politik.
Padahal, keduanya merupakan kader partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Bambang Pacul yang merupakan Sekretaris Fraksi PDIP DPR itu diketahui sempat menyebut Ganjar keterlaluan atau dalam bahasa Jawa 'kemajon'. Pernyataan itu disampaikan Bambang ketika ditanya soal alasan Ganjar tidak diundang di acara internal partai. Salah satunya pada HUT PDI P ke 48 di Panti Marhaen Semarang.
Pacul mengungkapkan, tak diundangnya Ganjar karena dia dinilai kelewat berambisi untuk Pilpres 2024. Pacul juga mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar, namun tidak digubris. Ia juga menyebut barisan pendukung Ganjar sebagai kader celeng.
Sebutan itu disampaikan menanggapi adanya deklarasi Ganjar sebagai calon presiden 2024. Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komarudin memberikan tanggapannya terkait keakraban Ganjar Pranowo dan Bambang Pacul. Ujang menganggap soal salaman di tempat acara merupakan hal yang biasa antara kawan dan lawan.
Ujang juga menilainya hubungan Bambang Pacul dengan Ganjar tak cukup selesai dengan salaman di Rakernas PDIP. Sebab menurutnya, acara merupakan tempat orang bertegur sapa baik itu antara lawan dan kawan. "Apalagi di internal gitu. Kan gak mungkin juga ketemu gak salaman kan malu. Ya itu hanya soal sopan santun etika ketika bertemu saja," ungkapnya.
Lebih lanjut, Ujang menuturkan, DPD Jawa Tengah patuh terhadap arahan dari DPP PDIP "Karena DPD Jawa Tengah itu kan patuh pada DPP. Kalau DPP ke Puan ya ke Puan (Ketua DPR RI)," ungkap Ujang.