Pameran dunia filateli Indonesia 2022 sejak 4 Agustus berakhir kemarin (9/10/2022) telah berlangsung dengan baik, bisa dikatakan bagus oleh banyak orang, namun masih perlu pula melihat adanya catatan di sana sini. Berikut komentar, kesan, dan harapan dari banyak orang yang terlibat dan menyaksikan serta mengamati pameran filateli dunia yang kedua kali di Indonesia tersebut. Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel memuji penyelenggaraan pameran dan kompetisi prangko tingkat internasional tersebut. Menurutnya, saat ini dunia membutuhkan kerja sama semua pihak.
“Membuka lembar lembar prangko akan membuka cakrawala kita tentang masa lalu. Memahami masa lalu dengan benar, berarti kita bisa merancang masa depan secara lebih benar,” katanya, Minggu, 7 Agustus 2022 saat malam Palmares pengumuman pemenang pameran World Stamp Championship and Exhibition Indonesia 2022. Acara kompetisi dan pameran prangko ini diadakan oleh Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) dengan kolaborasi Federation on Inter Asian Philately (FIAP), dan Federation Internationale de Philatelie (FIP). Kegiatan yang berlangsung di Jakarta International Expo ini diikuti peserta dari 65 negara. Senin, 8 Agustus 2022, Gobel meninjau lokasi pameran untuk melihat prangko prangko, kartu pos, benda bersejarah sejenis lainnya.
Melalui koleksi prangko, kata Gobel, kita bisa belajar dan mengkaji tentang sesuatu. Karena gambar gambar dan tulisan di prangko, katanya, berisi gedung, bangunan, tokoh, dan peristiwa di suatu masa di suatu tempat. “Prangko adalah jendela, bahkan teropong untuk melihat ke belakang. Dari prangko kita akan dibawa ke semesta yang luas. Kita bisa berefleksi ke masa sekarang dan masa depan,” katanya. Isman Budiman seorang eksekutif muda Indonesia dan filatelis juga mengakui keberhasilan pameran tersebut. Sambutan masyarakat menunjukkan filateli sebagai hobi masih eksis, tambahknya, walaupun kegiatan surat menyurat dengan penggunaan prangko sudah semakin berkurang akibat dampak perkembangan teknologi komunikasi.
"Sudah tentu filateli bukan sekedar soal mengumpulkan prangko bekas pakai. Namun, banyak hal yang dapat dipelajari dari aneka benda filateli," tekannya lagi. "Saya percaya bahwa prestasi yang berhasil diraih para filatelis Indonesia dalam kompetisi pameran filateli dunia Indonesia 2022 akan dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi kita semua terutama pencinta filateli. Apalagi koleksi benda filateli juga dapat menjadi bagian dari instrumen investasi yang nilainya dapat terus meningkat. Saatnya kita berkata, “Ketika Filateli Menjadi Hobi Pilihan” dan jadikan momen Indonesia 2022 untuk menggairahkan kembali hobi yang sempat dibilang orang sebagai hobi langka pada masa sekarang.
Sonang Sarah Purba Kepala Kantor Filateli Jakarta melihatnya dari segi pos. "Perwakilan dari pos negara negara di dunia itu seharusnya ada lebih banyak lagi. Banyak anggota masyarakat ingin berburu cap pos atau cap official Post mereka," tekan Sonang. "Namun sayang sekali tidak ada booth perwakilan dari uni pos 61 negara itu. Saya agak kecewa sih. Jadi yang berburu paspor dan membeli prangkonya cuma bisa ke pedagang pedagang prangko yang berdagang di tempat pameran," jelasnya.
"Sekarang cuma Pos Indonesia saja sebagai uni pos yang jadi penjualan melimpah terutama penjualan carik kenangan hari pertama sampai dengan terakhir sold out semua," ceritanya lagi. Agus Wibawanto eksekutif muda Semarang dan filatelis Indonesia mengomentari lain lagi. Lihat, tekannya lagi, "Bagaimana Stamp Dealer dari Jerman, yang tiap hari terpesona dengan banyaknya pengunjung, dan antusias pengunjung. Beliau mensosialisasikan potret potret aktifitas menarik di media sosial telah mendapat tanggapan positif dari berbagai kalangan apresiator."
Satu sisi menarik, lanjutnya, bagaimana persahabatan yang sangat erat dari Postcrosser Indonesia (dan tentunya dengan Postcrosser negara lain), menjadi satu segmen "market" PT. POS INDONESIA yang signifikan. "Postcrosser ini menjadi "end user" korespondensi/ surat menyurat yang menjadi substansi Pos, dan semoga ke depan nya, akan muncul berbagai sinergi kegiatan! Salut!" Filateli menurutnya, di berbagai dunia mengalami kemunduran drastis, karena generasi muda nya tidak lagi mengalami proses surat menyurat. Tampak mulai bergeser ke Asia. Tentu nya China, 'pemimpin market' nya, mengingat filateli menjadi bagian budaya tulis, sehingga menjadi obyek koleksi yang signifikan.
"Di Chinese Taipei, Thailand, Indonesia, India, Malaysia juga masih menarik," tekannya lagi. Filatelis muda Indonesia? Ternyata di dalam setiap era tetap muncul Filatelis Filatelis muda potensial. Semoga dapat makin "knowledgeable" dan terarah. Salut! Selain itu tambah Agus lagi, "Selamat atas terpilihnya DR. PRAKOB CHIRAKITI RDP FRSPL (Thailand) sebagai President FIP dan semoga filateli Global serta khususnya Asia dapat makin berkembang, dan tentunya filateli makin dikenal luas di dunia ini. Congratulations, DR. Prakob Chirakiti RDP FRSPL!
Lain lagi komentar Gilkang Adittama filatelis Indonesia yang banyak meraih medali pameran. "Secara publikasi dan marketing khususnya pos Indonesia bisa dibilang sukses. Tetapi bicara penyewaan booth pameran tentu saja nol besar. Pedagang dari luar negeri tidak ada dan dinas pos luar negeri hanya dari Saudi. Beberapa hal penting untuk dicatat adalah adanya beberapa keanehan pada hasil penjurian di kelas tematik. Rinciannya menurut Gilang seperti berikut:
1. Koleksi 'The Journey of An Old King from Serengeti' milik Tono D. Putranto yang sebelumnya merupakan langganan medali Large Gold, terakhir di London 2022, kini justru turun ke Gold. 2. Koleksi Tini Kurniawan yang terakhir kali mendapat medali Vermeil di Wuhan 2019 turun satu tingkat ke Large Silver. 3. Koleksi Albertus Dj. dengan tema Natal juga turun dari Large Vermeil ke Vermeil.
4. Koleksi Gilang Adittama yang terakhir mendapatkan Vermeil dengan nilai 83 di 4nation dan sudah direvisi justru merosot 6 poin ke Large Silver dengan nilai 77. "Tim jurinya seperti punya standar ganda," tekannya lagi. "Dari obrolan saya dengan filatelis lain, disinyalir bahwa tim juri dari Eropa kebanyakan masih menilai dengan kerangka berpikir topikal, bukan tematik. Topikal berarti kalau koleksi tema singa ya gambarnya singa semua, jangan ada gambar zebra, global warming, dan lainnya, karena itu tidak relevan. Hal ini jelas tidak sesuai dengan guidelines yang sudah dirumuskan F.I.P bahwa memasukkan beberapa benda yang relevan berdasarkan studi tematik dapat menambah nilai pengetahuan tematik, pengembangan, dan inovasi," papar Gilang lagi.
Filatelis Indonesia lainnya, Irene juga merasa puas dengan pameran Indonesia2022 tersebut. "Aku merasa pameran ini sangat berhasil dan diminati banyak filatelis dari LN dan DN, karena gambar macan juga mempengaruhi peminat thema ini. Saya sebagai orang awam yang sukanya menulis surat dan punya kawan pena dari seluruh dunia dan dalam negeri juga, tentunya menyambut baik acara pameran akbar ini, walau datang cuma sehari di pameran WSC ini, Meskipu8n demikian sungguh takjub pembeli carik kenangan pameran banyak yang memborong dari 10 ~ 70 lembar, mungkin juga lebih, belum yang amplop Sampul Hari Pertama atau lainnya. Hanya bisa bilang Wow saat ini," tekan Irene lagi.
Bagi yang mau berkomunikasi dengan para pengumpul prangko ada wadahnya dan whatsapp group gratis dapat email ke: [email protected] dengan subject: Filateli dan tuliskan nama alamat serta nomor whatsapp .