Mendikbudristek Nadiem Minta Ekosistem Teknologi Kemendikbudristek Terus Lakukan Inovasi

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengatakan pemerintah akan memastikan ekosistem teknologi pendidikan yang diluncurkan dapat terus digunakan. Dirinya akan mendorong lahirnya inovasi baik dalam pembelajaran maupun administrasi pendidikan. “Saya berharap platform platform yang telah dibuat dapat menghasilkan begitu banyak karya, inovasi dan kepercayaan diri pada dosen, guru, murid, dan mahasiswa di seluruh Indonesia untuk berani tampil, berani mencoba hal baru, berani gagal. Hanya dengan cara itu kita bisa berani sukses," ujar Nadiem melalui keterangan tertulis, Sabtu (13/8/2022).

Hal tersebut diungkapkan oleh Nadiem dalam dialog bersama penerima manfaat Ekosistem Teknologi Kemendikbudristek dengan tema "Transformasi dan Inovasi di Sektor Pendidikan Melalui Teknologi pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) Tahun 2022. Nadiem Makarim mendengarkan langsung ungkapan puas dari guru, kepala sekolah, dosen, dan siswa terkait berbagai platform teknologi yang telah diluncurkan Kemendikbudristek. Kepala Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Gabungan Kota Jayapura, Sandra Grace Titihalawa menceritakan manfaat Platform Merdeka Mengajar.

Menurutnya, dengan adanya platform ini, para guru di sekolahnya tidak perlu lagi meninggalkan muridnya ketika mengikuti pelatihan. “Dengan adanya fitur belajar mandiri dalam platform Merdeka Mengajar, guru tidak lagi meninggalkan kelas, tetapi dengan mencari waktu kosong dapat bisa meningkatkan pemahaman mereka terkait dengan apa itu Kurikulum Merdeka," ucap Sandra. Senada dengan Sandra, Guru Penggerak angkatan 2 yang bertugas di SMPN 7 Makassar, Sulawesi Selatan, Nasmur Muhammad Tahir Kohar juga menceritakan kebermanfaatan Platform Merdeka Mengajar.

Ia dan guru lainnya dapat belajar secara mandiri bagaimana mengimplementasikan Kurikulum Merdeka di sekolah masing masing. "Di situlah kami belajar bagaimana menarik tujuan dari capaian pembelajaran sampai bagaimana membuat modul dan merevisi sebuah modul,”tuturnya. Sementara itu, Muhammad Nur Yuniarto, Dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menceritakan inovasi yang dilakukanya, yaitu Motor Listrik Gesit yang saat ini mulai diproduksi dan digunakan secara masif.

Dosen Teknik Mesin ini menuturkan, sebelum adanya platform Kedaireka, ia dan rekan rekan inovator di perguruan tinggi kesulitan mencari pendanaan dan melakukan promosi hasil karya inovasinya. "Untuk mendapatkan partner itu sulitnya setengah mati, sehingga kita harus jualan nih door to door, sampai tidak ada yang mau melirik. Sehingga dengan adanya Kedaireka kami mencoba menyambutnya,” ungkap Nur Yuniarto. Sementara itu, Kailila Talita, Siswi SMK Raden Umar Said (RUS) Kudus mengungkapkan platform kolaborasi yang dikembangkan Kemendikbudristek memberikan ruang siswa untuk berinovasi dan berkreasi.

Melalui project kolaborasi Vokasiland, ia dan rekan rekannya di sekolah belajar banyak hal baru, termasuk soft skill dalam berkomunikasi karena harus berkolaborasi di tengah pandemi dengan mahasiswa Politeknik Negeri Batam dan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. "Jadi, di sekolah saya itu ada berbagai macam karya seperti film, animasi, dan games. Salah satu contoh dari games itu project Mahakarya Vokasi kami yang merupakan kolaborasi dari kampus vokasi yang lain," ungkap Kailila. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *